Mengenal Unsur-Unsur Puisi
Mengenal Unsur-Unsur Puisi
Dalam sebuah puisi terdapat unsur-unsur yang membangun puisi tersebut. Unsur-unsur yang membangun sebuah puisi meliputi:
1. Tema
Tema merupakan ide pokok yang mendasari sebuah puisi. Tema penulisan puisi, misalnya tentang keindahan alam, masalah sosial, ataupun keagamaan.
2. Diksi atau pilihan kata yang tepat
Puisi merupakan curahan perasaan atau pikiran yang disampaikan melalui kata-kata. Oleh sebab itu, diksi sangat penting dalam puisi. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dari penyair.
Contoh: Bunga-bunga wangi dan bermekaran indah. Kata wangi dapat diganti dengan diksi harum.
3. Baris dan bait
Baris dalam puisi digunakan untuk menentukan bentyk puisi.
Contoh:
Rumah
Karya: Wulan Indriyani
Rumah, kau tempat berlindung
Rumah, kau melindungiku dan keluargaku
Rumah, kau tidak takut
Terkena hujan ataupun panas
Rumah, kau istanaku yang indah dan megah
Jika tidak ada kau
Aku dan keluargaku kedinginan dan kepanasan
Rumah, kau berarti untukku
Puisi di atas memiliki jumlah 8 baris dalam satu bait.
3. Irama dan Rima
Irama adalah keselarasan bunyi yang ada pada puisi yang dibentuk oleh pergantian penekanan kata. Irama berhubungan dengan panjang pendeknya bunyi serta kemerduan bunyi saat membacakan puisi.
Rima atau sajak adalah persamaan bunyi yang ada dalam baris-baris puisi.
Ada beberapa jenis sajak, di antaranya:
a). Sajak silang (a-b-a-b)
Sajak silang memiliki persamaan bunyi pada baris pertama dengan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat.
Contoh:
Pemandangan indah dengan udara segar (a)
Kuhirup oksigen dengan cepatnya (b)
Walau badan lemas tetapi aku tetap tegar (a)
Mengawali kegiatan dengan doa (b)
b). Sajak peluk (a-b-b-a)
Sajak peluk memiliki persamaan bunyi pada baris pertama dengan baris keempat dan baris kedua dengan baris ketiga)
Contoh:
Di lengkung cahaya berhias bintang (a)
Cahaya bulan diombak menitik (b)
Embun berdikit turun menitik (b)
Engkau menantikan datang (a)
(Karya J.E. Tatengkeng)
c). Sajak pasangan (a-a-b-b)
Sajak pasangan memiliki persamaan bunyi pada baris pertama dengan baris kedua dan baris ketiga dengan baris keempat.
Contoh:
Ketika beta terjaga di dini hari (a)
Melihat alam sepermai ini (a)
Terasalah beta darah baru (b)
Gembira berdebur di dalam kalbu (b)
(Kutipan puisi "Kembali" karya St. Takdir Alisyahbana)
d). Sajak terus (a-a-a-a)
Sajak terus memiliki persamaan bunyi di semua barisnya (baris pertama, kedua, ketiga, keempat)
Contoh:
Bel berbunyi sangat keras (a)
Ku berkemas untuk keluar kelas (a)
Dijemput siang hari yang panas (a)
Ku segera pulang dengan bergegas (a)
(Kutipan puisi "Pengamen Lampu Merah" karya Aflachinyta Azka Ardhana)
Wkwkwkwkwkwkkk
ReplyDeleteBlablabla
Delete